Tentang Kesabaran dan Konsistensi

Suatu ketika aku memesan sebuah barang di online shop menggunakan jasa same day delivery. Satu jam, dua jam, barang tidak kunjung dikirim. Lama banget! Pikirku. Barang tersebut memang datang dengan selamat sore harinya, tapi tidak menutupi fakta kalau aku pernah kesal karena menunggu barang tersebut. Padahal ya, kalau pesan lewat online memang harus mau nunggu, kan? Kalau nggak mau, ya harusnya beli sendiri.

Sekarang ini, menunggu dari pagi sampai sore terkesan sangat lama, karena kita sudah terbiasa dengan ‘instant gratification’ yang ditawarkan teknologi. Pertukaran informasi hanya berbilang menit, bahkan detik. Gratifikasi instan ini menawarkan kesenangan yang bisa didapat dalam waktu yang sebentar.

Istilah ini juga dipakai untuk hal lain, perjudian misalnya, yang menawarkan banyak uang dengan hanya modal gambling saja. Perusahaan juga berlomba memanfaatkan momentum ini dengan menawarkan segala hal yang ‘cepat dan instan’. Jasa kirim tercepat, peninggi badan instan, pelangsing badan tercepat, dan yang sejenisnya.

Apakah segala hal yang instan itu menguntungkan?

Tentu saja, apabila memudahkan pekerjaan, apa salahnya digunakan. Tetapi tanpa terasa, kita terlalu terbiasa pada kecepatan kita untuk mendapatkan sesuatu. Berujung pada pola hidup kita yang menuntut segala hal dibuat cepat. Yang mana nggak semua hal bisa didapat secara instan.

Kalau nonton YouTube, iklan 15 detik sebelnya udah kayak disuruh nunggu 2 tahun. Baru coba nabung saham, langsung pengen kaya. Main genshin impact baru sehari udah pengen pro. Baru kerja setahun, udah pengen mutasi homebase. (Wow ini mah aku 🤣)

Mi instan aja perlu direbus, ya nggak?

Semua itu butuh waktu. Ibarat menanam pohon, dalam satu atau dua tahun belum akan kelihatan hasilnya. Jangan sebel dulu, jangan buru-buru ditebang. Coba dibiarkan 5 tahun, udah mulai ada buahnya. Dibiarin 10 tahun, buahnya udah bisa dibagi ke tetangga-tetangga.

Delayed gratification efeknya memang nggak langsung terlihat saat itu juga, tapi memiliki sifat long term pleasure. Jadi kepuasannya akan bertahan lebih lama, manfaatnya pun akan lebih besar 🙂

Ayo belajar sama-sama untuk lebih sabaaar dalam menjalani hidup ini! 😄

#31daywritingchallengeid

Picture from unsplash.com/Kasturi Laxmi Mohit

Leave a Reply