Personal Life

suatu hari di bulan Februari

IMG_20180220_090415

suatu hari di bulan Februari, aku terbangun ketika matahari sudah memenuhi ruanganku, sewarna kuning pinggiran roti. yang biasanya mendung, pagi ini telah berganti. mungkin cuaca hangat ini cuma sebentar, tapi tidak apa-apa. karena sementara aku menulis ini, seiring sinar yang melimpah, angin dingin berhembus lewat teralis jendela kamarku.

suatu hari di bulan Februari, yang hangat dan sewarna karamel. rasa-rasanya hari ini dapat berlangsung dengan sangat, sangat baik, akibat pagi yang sangat, sangat indah. setiap pagi memang indah, tapi setelah pagi gerimis berhari-hari, aku baru sadar kalau pagi dengan cahaya matahari adalah sesuatu yang patut disyukuri. tapi bisa saja nanti sore hujan badai dan murung, aih, tapi bukankah begitulah hidup? aku sih meyakini sebuah paham menyedihkan yang menyatakan bahwa dalam setiap bahagia, ada sedih yang disiapkan sebagai pasangan. tapi tidak apa-apa, tidak apa-apa. selagi bisa bersenang, kenapa tidak?

suatu hari di bulan Februari, matahari menghangatkan punggungku, kepalaku, membuatnya seperti mengelus rambutku. aku jadi paham kenapa bayi butuh dijemur. karena sangat menyenangkan! dihujani cahaya, saat pagi, dalam dunia serasa cuma ada dirimu. aku bahkan lupa kalau setiap hari yang aku cemaskan adalah bagaimana caranya agar kulitku tambah putih. dengan pagi secerah itu, rasanya semua sinar matahari ingin kau padatkan, kantongi, dibawa-bawa untuk dikeluarkan hari yang hujan.

intinya adalah, terimakasih atas paginya, ya, ya Allah. aku selalu lupa untuk bilang Alhamdulillah banyak-banyak. padahal setiap satu hari yang aku lewati, seharusnya aku bersyukur beribu kali lagi.

untuk setiap kali aku merasa kecewa, semoga tulisan ini bisa menjadi pengingat. bahwa berusahalah sedikit lagi, sampai pada titik semua baik-baik saja.

selamat pagi! setelah sekian lama tidak menulis berteman matahari.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *