Masyarakat Adat & Kedaulatan Pangan
Book Review,  Books & Reading

Review Buku Masyarakat Adat & Kedaulatan Pangan

Masyarakat Adat & Kedaulatan Pangan | Ahmad Arif | 308 halaman | Penerbit KPG | Seri Pangan Nusantara

Ini buku paling nonfiksi yang aku baca di tahun ini, sejauh ini. Sesuai dengan judulnya, buku ini menceritakan tentang isu pangan di Indonesia dan bagaimana hal itu terkait erat dengan masyarakat adat. Menariknya, hubungan tersebut bukan hanya dari faktor ekologis dan sosiologis, melainkan juga ekonomi dan politik. (All issues are political issues, said Orwell).

Penulis menerangkan tentang bagaimana terbentuknya masyarakat adat, bagaimana mereka rentan dengan keadaan, hingga penyeragaman jalan pangan dalam produksi dan konsumsi.Β Hal-hal yang membuat Indonesia tidak lagi menjadikan pangan lokal sebagai tulang punggung pangan nasional. Di akhir buku, penulis berharap masyarakat adat seharusnya menjadi pengelola dan pelestari keragaman pangan dan hayati lokal yang seharusnya difasilitasi oleh nasional.

Mengapa ketika produksi pangan memadai, bahkan berlimpah, kita sering mendengar berita petani membuang sayur ketika panen dan harganya anjlok, tetapi kelaparan Indonesia masih tingkat dua di Asia? Karena pangan berkaitan dengan dinamika politik. Politik kebijakan, politik harga, politik distribusi, dan masih banyak lagi.

Fakta-fakta dalam buku ini bukan baru, tetapi penulis berhasil mengemas dengan β€˜flow’ yang menyenangkan, beserta sisipan gambar yang diambil dari lapangan. Sehingga tidak sulit bagi kita untuk memahami sebab akibat dari isu kedaulatan pangan dan masyarakat adat yang disajikan dalam buku.

Bahasan ini menarik buatku pribadi, karena aku lahir dari keluarga agraris. Ibu petani, nenek dan kakek petani, nenek buyut sampai leluhurku petani. Mereka andal membuka lahan, tetapi aku keturunannya, menanam tauge saja mati. Buku ini bakal menarik bgt kalau kamu tertarik sama keragaman pangan di Indonesia! Yang bukan cuma beras, tapi juga jagung singkong ubi gumbili dll! πŸ˜„

Rating: bacanya jadi gregetan bgt / 5! 🌟🌟🌟🌟

5 Comments

  • Titi

    Menarik tentunya kalau dibahas kenapa sekarang petani menjadi profesi yang paling banyak dihindari oleh kaum muda. Lagi-lagi kalau ngomongin politik tidak akan ada habisnya, bahkan nayris bikin berantem hehe

  • Dinda

    Kalimat penutupmu kak bikin ngakak, asli.. πŸ˜‚
    Tapi bukan karena g bs sih, mungkin belum nemu kliknya dimana aja atau cara nanamnya yang kurang pas. Heheh..
    BTW, bukunya eye catching pas aku ke gramed beberapa minggu lalu. Mau beli tapi wishlist bejibun. Ahhh.. kena racuna lagi. Isinya juga relate banget sama apa yg mau aku cari juga. 😱

  • Agustina Purwantini

    Saya berharap pemerintahan yang baru nanti melanjutkan apa yang telah dimulai pemerintahan sekarang. Pak Jokowi sudah sedikit perhatian pada sorgum dll pangan nonberas, ke depan nanti semoga masyarakat bisa tidak tergantung beras dan pemerintah maksimal mengupayakannya. Buku ini amat relate dengan kondisi kita sekarang.

  • April Hamsa

    Berasa tertampar. Dulu kakek nenek dari ibuku juga petani aku pun gak seberapa bisa nanam2. Hanya tumbuhan yg gampang aja yang hidup, sisanya kok gak tumbuh huhu.
    Aku tahu buku ini, awalnya ebooknya aja. Tahu waktu ikutan semacam webinar ttg makanan khas Indonesia Timur. Tapi belum pernah baca secara keseluruhan. Jadi pengen serius baca deh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *