Pulang – Leila Chudori [Book Review]
Hari ini, bendera dikibarkan setengah tiang untuk menghormati para pahlawan yang berpulang.
Apa arti pulang? Kemana kita akan pulang? Apakah ke sebuah tempat, atau seseorang, atau sebuah nama?
Novel ini menceritakan kisah dengan sekuen waktu yang cukup panjang yang melibatkan dua peristiwa besar, G30SPKI serta Revolusi 1998. Peristiwa kudeta yang didalangi oleh partai komunis yang menyebabkan tujuh jenderal di Indonesia diculik dan dibunuh berdampak kepada adanya tindakan anti-communist purge, dan menyebabkan 500 ribu sd 1.2 juta orang dibunuh karena keterlibatannya dengan komunisme.
Tak terkecuali Dimas Suryo dan ketiga sahabatnya Nugroho, Risjaf, dan Tjai yang menjadi eksil politik di Prancis karena keterkaitannya dengan Kantor Berita Nusantara yang diduga sebagai sarang komunis. Dicap sebagai kiri, diburu dari satu negara ke negara lain, tidak mengurangi kecintaan mereka atas Indonesia, mereka membuka restoran Merah Putih di jantung kota Paris.
Perpaduan tema antara cinta dan keluarga, politik, hingga kuliner menjadikan novel ini begitu kaya akan rasa. Kerinduan menjadi emosi yang menonjol: kerinduan akan kata pulang, antara Dimas dan Surti mantan kekasihnya, juga Dimas dan Indonesia tanah lahirnya.
Dinamika hubungan sang ayah Dimas dengan anak perempuannya Lintang Utara, juga keras kepalanya sang putri untuk mewawancara keluarga eks tapol 1965 ditengah porak poranda Reformasi 1998 menjadi sesuatu yang menarik. Ditambah bumbu kisah cinta remaja antara Lintang, Alam, serta Nara.
“Siapakah pemilik sejarah? Siapa yang menentukan siapa yang jadi pahlawan dan siapa yang penjahat? Siapa pula yang menentukan akurasi setiap peristiwa?”
Begith mengalirnya novel ini dalam menceritakan salah satu peristiwa sejarah menjadikannya Pemenang Katulistiwa Literary Award 2013. Mengungkapkan bagaimana sulitnya menjadi kerabat dari orang yang diduga komunis, dengan segala gerakan “bersih lingkungan” yang begitu digaungkan.
Pasca menyelesaikan novel ini, aku baru tahu kalau inspirasinya diambil dari kisah Sobron Aidit, saudara DN Aidit yang juga menjadi eksil dan mendirikan Restoran Indonesia di Perancis.
Bintang lima dariku, bagusss sekali novelnyaaaa aku sukaaaa ⭐⭐⭐⭐⭐ Habis baca ini aku nangis, tentu sajaa! Tipe-tipe novel kayak Laut Bercerita, tema tentang keluarga dan kehilangan, gitu-gitu tipe novelku banget tahun ini wkwkwk. Mau banget baca novel Bu Leila Chudori yang lain!
Leave a Reply