Perjalanan Membaca Shalvia, 2021
Akhirnya aku punya kesempatan buat cerita ini!! Udah pengen cerita dari lamaaa tapi di Januari ini selalu ada aja kejadian yg bikin geleng-geleng kepala ππ
Here we go, Perjalanan Membaca Shalvia tahun 2021!
(Buku-buku yang sudah aku baca bisa diintip di 2021 Bookshelf disini.)
Awal tahun 2021 aku punya waktu luang banyak banget, karena belum dipanggil kerja. Ada berbulan-bulan waktu luang semenjak dinyatakan lulus di bulan Oktober. Jadi aku memutuskan menghidupkan kembali Reading Challenge-ku yang mana terakhir kulakukan tahun 2016, itupun nggak selesai hahaha.
Sebetulnya bukannya aku nggak membaca apa-apa. Tapi karena di rumah aja, yang kubaca jadi itu lagi, itu lagi π Harry Potter, ke Dee Lestari, ke Tere Liye. Udah itu ajaa muteer teruus. Nggak ada yang baru! Gimana dapat buku baru, mau beli nggak ada uang karena kan masih nganggur wkwkwkw. Mau minta uang ke orangtua malu kan ya, udah lulus kuliah juga π Mau ke toko buku atau perpustakaan, yah, kan sedang pandemi.
Akhirnya aku buat Reading Challenge di Goodreads itu. Sekalian menepuk-nepuk debu yang bersemayam disana, karena udah cukup lamaaaa nggak aku buka hahaha.
Aku memilih angka 21.
21 Books in 2021.
Biar keren dan mudah dihafal aja wkwkwk. Kukira gampang ya, awalnya. Awalnya tok. Ternyata susah, temannnn. Kalau belum kebiasa, baca itu harus nungguin mood. Kalau lagi slump, ya lama banget ga kebaca-baca. Sekalinya rajin, bisa baca terus seminggu penuh wkwkwk.
Pikirku, nggak tercapai goalsnya pun nggak apa-apa, yang penting sudah diusahakan. Kalau tercapai, itu bonus.
Ternyata aku bisa! ππ
Jadi harusnya nggak usah underestimate diri sendiri dulu, ya. Harusnya pede aja kalau bakal bisa. Lesson learned.
Next, ke jenis-jenis buku.
Dari 24 buku yang aku baca, aku cuma baca 2 non-fiksi.
Sisanya fiksi semua! Hahahaha ππ Fiksi memang zona nyamanku membaca, apalagi fiksi fantasi. Yang pakai keajaiban-keajaiban, peri-peri dan naga-naga! ππ Fairy tales always be my comfort zone!
Kedua non-fiksi itupun autobiografi. Bukan fiksi yang ilmu-ilmu gitu, lho, maksudku. Agak kurang seimbang, ya. Kalau kata J. S. Khairen, kita minimal baca satu buku fiksi dan satu non-fiksi perbulan.
Baca buku fiksi saja kadang diserang rasa malas, apalagi baca non-fiksi. Sudahlah membaca, masih disuruh mikir pula. Ya nggak? Wkwkwkw. Belum kadang kita nggak setuju sama tulisan penulisnya, bikin gregetan karena pengen mengkritisi, tapi kadang di akhir Minggu energinya sudah habis. Tersisa energi buat leyeh-leyeh aja, bun.
Sebetulnya lumayan banyak buku non-fiksi yang aku baca, tapi kesemuanya nggak ada yang selesai. Berhenti begitu saja ditengah jalan.
Aku lantas teringat dengan peribahasa yang pernah kubaca, kalau berteman dengan penjual minyak wangi, bakal ketularan bau minyak wangi. Sebaliknya, berteman dengan tukang besi akan membuat kita bau besi juga. Jadi aku tahun ini punya misi: mulai ngefollow orang-orang yang menurutku keren dalam dunia buku-buku ini! Biar ketularan kerennya juga π Biar aku juga termotivasi agar semakin rajin baca non-fiksi wkwkwk.
Ternyata ada sebutannya, yaitu Bookstagram! Para penyuka buku di Instagram. Aku rajin mengikuti unggahan mereka, mengerti mana buku yang banyak direkomendasikan, mengerti cara sharing-sharing tentang buku yang bagus tanpa harus spoiler wkwkwk.
Beberapa yang kufollow (Terima kasih banyak, kak!):
- Hestia Istivani @hzboy
- Devina Yo @devinayo
- Sintia Astarina @sintiawithbooks
- Alya @bacaanalya
- Shafira @nge.review
- Grisselda Nihardja @imgriss
- Kak Wahyu @awaywithbooks dan masih banyak lagi! π
Nggak berhenti di Instagram, aku merambah di Twitter juga!
Twitter juga memiliki komunitas #booktwt-nya sendiri. Bahkan lebih guyub, lebih cair. Kayak jagongan di warkop sambil bahas buku gitu, hahaha.
Per Juli 2021, aku memutuskan membuat akun Twitter untuk menceburkan diri ke dunia per-booktwt-an. Sok kalau mau follow, usernamenya @shalviareads. Tapi ya disitu aku cuma ngomongin buku lagi, buku lagi π
Disana aku menemukan banyak sekali klub buku, baik online maupun offline. Mereka aktif mengadakan baca bareng, diskusi, bedah buku, talkshow dengan penulis, dan macam-macam lagi! Saat pandemi kemarin, semua kegiatan dilaksanakan secara online. Dan agendanya cukup padat dan riuh! Senang sekali menemukan teman-teman untuk berdiskusi dan belajar bersama π₯Ίπ₯Ί
Beberapa dokumentasi acara perbukuan yang pernah aku ikuti.
Awalnya malu dan minder buat ikutan. Semacam, apalah aku ini wkwkwk. Yang lain udah baca ini itu, aku baca Harry Potter diulang-ulang terus setiap tahunnya. (Ya sebenernya gapapa juga sih..) Justru karena aku ngerasa stuck kayak gitu, aku harus menambah banyak referensiku tentang buku-buku yang dibaca orang lain, di luar zona nyamanku ga sih? Dan memang, aku dapat banyak banget rekomendasi dari acara-acara perbukuan ini! π
Tahun ini juga menjadi tahun eksplorasiku dengan berbagai aplikasi penyedia e-book!
Tempat kerjaku jauh dari toko buku, mau beli online juga kadang sayang ongkos kirim walaupun cuma 10 ribu rupiah hahaha (biasanya gratis ongkir wkwkwk).
Untuk baca buku-buku terbitan Gramedia, ada Gramedia Digital. Disitu tapi cuma sedia buku bahasa Indonesia aja, ya kan terbitan Gramedia wkwkwk. Aku langganan di Seakun.id untuk 45 ribuan sebulan. Seharga dua gelas kopi.
Lalu ada Scribd, untuk buku-buku yang lebih diverse dan cetakan bahasa Inggris banyaaak banget disini! Aku dikenalkan Ninda temanku (Makasih banyak Nindaa!) tapi sampai sekarang belum kucoba sih hahaha.
Terus ada Google Books. Aplikasi bawaan Google. Disini lumayan banyak terbitan bahasa Indonesia.
Terus ada Kindle Book! Aku baru pakai karena baru beli Kindle HAHAHA.
Oiya tahun ini juga aku beli Kindle pertamaku! So far enak dipakai. Lancar. Ntar kapan-kapan aku bikin postingan khusus Kindle π
Lalu bulan September, aku memutuskan untuk ikut nge-share juga resensi bukuku!
Terinspirasi dari kakak-kakak yang udah duluan nge-share, sih. Aku pikir, kayaknya seru yaa! Aku juga mau kesenangan membaca ini bisa dinikmati bukan hanya aku, tapi juga oleh orang lain. Instagramku juga lama nggak kepakai selain buat story-story.
Awalnya deg-degan (lagi) takut ini takut itu, takut dijudge ah kok isinya buku melulu, padahal ga ada yg komen negatif juga π Ini pikiran-pikiran buruk itu datangnya dari diri sendiri jugaaa wkwkwk.
Kesini kesini, ada beberapa orang yang nanya ke aku, kalau mau buku yang untuk keperluan x, baiknya baca buku apa ya?
Terus aku ngerasa kayak, ih seneng bangeet bisa bantu orang lain! Walaupun cuma merekomendasikan bacaan aja wkwkwk ππ
Terus aku memutuskan buat lebih banyak berbagi aja deh tentang buku-buku ini! π
Sampai sekarang masih mencoba mengenyahkan pemikiran buruk gimana kalau ini itu a b c d e f g. Anaknya emang masih sering dengerin omongan tetangga hahaha. Wish me luck π
Terus kalau udah banyak baca buku, mau ngapain?
Ya, mau baca lebih banyak lagi.
Seperti sewajarnya hobi dilakukan sajalah. Bermanfaat atau nggak, yang penting sudah membawa manfaat untuk diri sendiri dulu, minimal sudah bikin senang hati β€οΈβ€οΈ
Nggak muluk-muluk sih, pengennya tahun ini bisa lebih banyak baca buku non-fiksi. Mungkin tema bukuku tahun ini adalah self development, karena memang sedang membutuhkan itu. Tapi aku tentu tidak akan berhenti membaca fiksi, karena itu adalah rumahku! π
Semoga Perjalanan Membaca di tahun 2022 ini bisa berjalan lancar. Karena ini adalah perjalanan, maka aku harap aku bisa menikmati prosesnya dengan menyenangkan. Menjalani fase bersemangat dan bosan dengan sama tekunnya, bersahabat dengan tahap learn dan unlearn yang tidak terhitung banyaknya, berteman dengan naik turun prosesnya, sambil duduk sembari melihat jendela, menikmati musim apapun yang terjadi diluar.
Selamat Tahun Baru 2022! π₯³ππ