
Menilik Cerita Kehidupan dalam Menua dengan Gembira – Andina Dwifatma [Book Review]
Judul buku: Menua dengan Gembira
Pengarang: Andina Dwifatma
Penerbit: Shira Media
Tahun terbit: 2023
Halaman: 152 halaman
Blurb
Menua dengan Gembira merupakan buku kumpulan esai pertama Andina Dwifatma. Ia menyebut esai-esainya dalam buku ini sebagai kumpulan “rasan-rasan” tentang kehidupan warga pinggiran kota.
Tinggal di pinggiran Jakarta selama lima belas tahun memaparkan Andina pada banyak persoalan. Mulai dari perkara-perkara yang terjadi di sekitar kompleks tempat tinggalnya, hingga masalah transportasi umum yang memble, dan perkara lain yang ditulisnya dengan gaya yang sederhana, tanpa banyak jargon ilmiah, serta dikisahkan dengan cara yang memikat.
Pengalaman membaca
Membaca 26 esai yang dikumpulkan kak Andina, rasanya akrab, seperti kata kak Andina dalam kata pengantar, ‘..sedang mengobrol dengan seorang kawan’. Esainya yang disebut sebagai ‘rasan-rasan tentang warga pinggiran Jakarta’ itu kadang dilandasi survei, kadang merupakan refleksi penulis. Yang manapun, esai-esai di buku ini banyak relatenya. π
Menawarkan satir yang ringan dan menggelitik, seperti dalam esai ‘Indahnya Grup Whatsapp Keluarga’, penulis menanggapi broadcast seram yang biasa dibagi di grup. Aku terpingkal ketika membaca kalimat, ‘Permisi, saya harus meneruskan pesan ini ke grup sebelah, demi menyelamatkan orang-orang yang saya kasihi.’ ππ
Diksi yang digunakan penulis sangat tepat sasaran. Selama membaca, aku selalu penasaran, punch line apalagi ya yang ada di esai berikutnya? π Kalau boleh menyebutkan, esai favoritku adalah Perihal Nama, serta Di Pasar Malam.
Pembahasan dalam buku ini banyak menyebutkan teknologi dan media sosial, jadi menurutku bukunya akan sangat tepat kalau dibaca oleh generasi yang melek teknologi (ehem) si milenial dan gen Z. Esainya yang tak lebih dari 10 halaman (setara satu kali scroll layar) membuat buku ini bisa dibaca dari halaman manapun, bahkan pada sela-sela waktu mengantri dokter gigi.
Karena relate dengan banyak hal, aku jadi sadar kalau aku adalah bagian dari sebuah konstruksi sosial yang amat besar yang meski berbeda tempat, fenomena masyarakatnya hampir sama. Kejadian yang begini-begini saja dalam hidupku, ternyata dialami juga oleh orang lain. Setelah dituliskan jadi esai, sudut pandangku jadi lebih luas. Barangkali dengan melihat dari sisi lain, hal yang sederhana juga bisa memikat, seperti buku ini.
You May Also Like

Pandemi Bukan Hanya Sekadar Angka
August 22, 2021
January 23, 2023

37 Comments
Yonal Regen
Di tangan Andina Dwifatma, esai yang biasanya kita kenal agak kaku bisa menjadi sebegitu gurihnya untuk kita baca tanpa meninggalkan kaidah teknis esai seperti landasan penulisan atas data-data survey. Semuanya menjadi menarik ketika diracik oleh orang yang tepat
shalvia shahya
Betul banget kak! Meski sederhana, esainya tetap menarik karena ditulis orang yang tepat π
Agustina Purwantini
Begitulah adanya, Kak. Tiap orang punya cerita dan tiap cerita punya makna. Tak jarang pengalaman kita yang terasa retjeh, ternyata bisa menginspirasi orang lain.
shalvia shahya
Setuju kak, tidak ada pengalaman yang diremehkan yaa jadinya.
Linasophy
Sejak punya anak kemampuan membacaku terjun bebas, masih ada 20 buku segel juga belum dibaca. Jadi kangen membaca deh, termasuk essai Andina ini
shalvia shahya
Buku ini ringan banget, kak. Satu esainya gak lebih dari 5 menit untuk bacanya π Jadi bacanya bisa enjoy, yuk baca buku ini juga kak!
Dian Restu Agustina
Baru dikepoin isinya saya sudah merasa, ini pasti relate sama keseharian saya hidup di Jakarta. Jadi penasaran apa saja rasan-rasan tentang warga pinggiran Jakarta…eh meski saya bukan pinggiran sih, masih tengah Jakarta π
shalvia shahya
Hahaha sebagai yang pernah jadi warga Jakarta coret alias Tangsel aja saya relate kak π₯² Mungkin boleh dibaca kak, biar lebih relate dan ga penasaran lagii π
Penjahit Alamanda
Menua dengan gembira adalah pilihan setiap orang menjelang senja. Yuk kita rencanakan!!!
shalvia shahya
Merencanakan usia tua dengan gembira adalah pilihan yang sangat baik β€οΈ
Ra
Jadi penasaran sama buku ini. Walau tidak lebih dari sepuluh halaman, tapi isinya menarik. Bisa nih masuk TBR.
shalvia shahya
Yuk bisaa dibaca kak!
Nasha UJ
ini buku terbaru beliau ya kak? saya baru tahu yg lebih senyap dr bisikan, itupun belum jadi2 check out krn masih punya hutang tumpukan buku lain yg masih harus dibaca. recommended kah kak?
shalvia shahya
Iyaa kak, buku terbaru beliau, terbitnya tahun 2023. Bagiku yang suka buku dengan tema slice of life, aku reccomended banget sih kaak. Karena isinya juga esai-esai pendek, jadi sesuai dengan kebutuhan membacaku sekarang. π
Phai Yunita S Wijaya
Sudah ada di toko buku digital nggak ya Kak? Aku pinisirin dengan esai yang dimaksud. Apakah benar setara dengan sekali scroll hape hehe.
Muhammad Rifqi Saifudin
Kumpulan esainya terlihat menarik nih, sebagai Gen Z harus baca nih, oh iya ada covernya gak ya? Jadi penasaran gimana tampilannya, sapa tau nemu di toko buku
shalvia shahya
Maaf kak kemarin belum dicantumkan covernya yaa kak, ini sudah aku attach! π Silakaan barangkali ketemu di toko buku, bisa langsung dibeli hehe
T. Retno
Kelihatannya ringan dan menarik. Tapi maaf Kak, judul dan penerbitnya apa ya? Ada cover bukunya nggak biar lebih gampang dicari?
shalvia shahya
Maaf kak kemarin infonya belum terlalu lengkap yaa huhu. Sudah aku cantumkan yaa kak! π€
dinda
Wuaaa… Ini masuk wishlistku kak. Penasaran setelah kemarin grup buku ngadain bincang-bincang sama penulisnya. Rasanya emang se-related itu ya.. β€οΈβ€οΈ
Taufikul
Baru dengar nama penulis itu, apakah ada bukunya? Apakah sudah terbit? Dan siapa sebenarnya Andina itu?
shalvia shahya
Aku malah belum pernah ikut bincang-bincang dengan penulisnya kak, hihi beruntung sekali! Yuk dibaca juga kakk π
Titi
Penasaran bukunya seperti apa. Ini dalam bentuk ebook atau bukan mbak? Bisa didapatkan di mana?
shalvia shahya
Sudah aku attach sampulnya yaa kak! Bentuknya paperback kak, setahuku belum ada versi e-booknya sih kak. Bisa didapatkan di toko buku terdekat yaa!
Qowim
Baca ulasan ini kok saya jadi inget penulis seperti Iqbal Aji dan Armand Dhani. Mungkin secara gaya berbeda. Tapi menjadikan dunia sehari-hari untuk bahan dasar menulis adalah hal yang niscaya untuk ditiru.
shalvia shahya
Tepat kak, hampir mirip seperti itu. Cerita tentang kehidupan sehari-hari yang penuh insight hehe π
Ninin
Boleh juga nih masuk ke dalam wishlist buku yang harus aku baca, kebetulan emang sedang mencari rekomendasi judul buku. Terima kasih referensinya kak….
Aisyah Dian
Wah buku yang kereeen jadi pengen bacanya juga kak, relate banget dengan kehidupan sehari-hari Kita ya essaynya ini
Arni
Wah baru baca reviewnya aja udah tertarik aku. Sepertinya buku yang asyik. Aku suka buku-buku yang mengangkat cerita sehari-hari, terasa realistis dan dekat dengan kita.
Gusti Afriansyah
Salah satu whistlist buku yang harus dibaca sebelum tahun ini berakhir. Makin pensaran setelah baca reviewnya, mantab!
Andri
Wahhh menarik banget pembahasan yang ada didalam esai-esai karya kak andina ini, jadi tertarik juga pengen baca beberapa karyanya.
April Hamsa
Penasaran sama cover buku trus judul tepatnya apa ya mbak? Apakah “Menua dengan Gemnira” itu?
Wah kyknya aku pengen baca deeh. Apalagi kalau akrab dengan realitas kehidupan, soalnya usiaku udah masuk mau menua wkwk. Barangkali ada insight yang bisa kudapatkan dari baca buku ini TFS infonya.
shalvia shahya
Huhu maaf yaa kak kemarin belum dicantumkan. Sudah aku attach cover bukunya yaa kak! Bisa banget langsung dibacaa ><
Deni Saputra
Cocok banget buat aku yang gen z dan butuh banyak cerita terutama menua dengan kebahagiaan
Lila
Jadi penasaran pengen baca bukunya juga apalagi bukunya juga relate dengan kehidupan kita sehari-hari ya.
feryefend
Itulah kenapa buku juga disebut sebagai jendela dunia, karena setiap orang punya sudut pandangnya masing-masing. Jika kita mau membaca dan memahaminya, pikiran kita akan menjadi lebih terbuka.
Pingback: