cerita-cerita aja
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh! Hehehe. Sangat senang bisa nulis lagi, rasanya kayak liburan setelah jalan jauuh hahaha!
Apa kabar? Kudoakan selalu baik dan selalu dirahmatiNya. Blog ini terlalu berdebu! Bayangkan, terakhir menulis adalah 4 bulan lalu, sebuah keterlaluan yang sengaja.
Bercerita sedikit, ya.
Tararararraraaa aku sudah tiga bulan 10 hari di Jakarta! Sebuah pencapaian besar akhirnya Shalvia bisa lepas dari Jawa Tengah. (Padahal dulu SBMPTN juga daftarnya di Solo hmm) Sebenarnya, itu juga motivasi Shalvia sekolah di STAN itu agar bisa kemana-mana. Dulu kupikir bakal ditempatkan di Kalimantan, Sumatera, entah Sulawesi. Asik dong hehehe, ke luar pulau, dibayarin lagi! Dan eh, ternyata tahun ini di Bintaro semua. Pikirku, ya sudahlah nggak apa, seenggaknya masih keluar Jawa Tengah. Dan Alhamdulillahnya, emang gapapa di Bintaro aja! Ternyata habis tanya-tanya kakak kelas, tiket pesawatnya bayar sendiri!
Pupuslah harapanku.
Aku ingin cerita tentang UTS yang begitu menyayat hatiku tapi nanti deh habis UAS saja, mau membandingkan, lebih sakit yang mana hahaha.
Hmm, saat ini Shalvi tinggal di Kalimangso. Sebuah kampung padat hiruk pikuk yang 3 x 4 tanahnya senetto 9 juta menjadi ladang rezeki. Bruh, di desaku 3 x 4 itu cuma dibuat eek oleh kucing. 10 x 10 baru, lumayanlah dibuat tanam 30 batang singkong. Itupun nggak sampai 9 juta juga harganya kalau panen. Alhamdulillah, hidup di desa memang ekonomis.
Kalmong punya banyak gang. Gang yang bakal ke gang kecil dan seterusnya… aku waktu Dinamika kaget aja lewat sini bisa kesana juga. Hehehe. Banyak dinding, sempit. Kebiasaan melihat sejauh mata memandang sih. Disini lihat langit aja susah lho..
Dan faktor banyak dinding itulah yang mungkin menyebabkan warganya setia berteriak-teriak sebagai cara bicara. Yah, mungkin cuma beberapa. Tiap pagi gang depan kosku ramai ibu tetangga yang kalau datang bikin bising. Di desa, kami memang teriak karena rumah satu dengan yang lain agak jauh. Tapi mereka berhadap-hadapan dan berteriak. Lucu memang warga Jakarta.
Dan di Kalimangso ini–yang sering juga disebut Kalimongso–banyak terdapat kucing. Banyak. BUANYAK. Gendut dan bersih, pokoknya high quality. Kasih semir sedikit sudah pantas masuk pet shop /halah/ Aku bisa paham penyebab kegendutan mereka adalah kekuatan super mata-selalu-memicing mereka yang awas pada tumpukan sampah warteg, mengincar balungan. Tapi aku nggak paham kenapa mereka nggak dekil. Oke sebuah teori baru masuk ke kepalaku, adalah makanan berkualitas yang mereka makan bisa membantu badan mereka auto-bersih dan bulu mereka auto-kilap. Ini penting karena kalau mereka makan dari sampah warteg, berarti bahan dasar makanan mereka sama dengan makanan kami T T Ya Allah Buk anakmu lungo adoh-adoh jebule pakanane podo karo kuceng.
Tapi populasi kucing yang membeludak bukan berarti populasi tikus lenyap.
Anehnya, disini kucing dan tikus sama rasionya!
Sungguh benar teori Aksi Reaksi. Kalau pihak baik tambah banyak, pihak musuh juga tambah banyak wkwk. Sebenarnya itu teori nggak relevan cuma ya saya kepingin kelihatan keren mencantumkan teori fisika dalam tulisan nggak berbobot ini biar berbobot..
Tikus disini besar-besar dan yang kecil bisa tiba-tiba muncul dari kolong selokan. Kalau jalan malam-malam hati-hati, selain banyak copet dan orang iseng, juga bisa kesandung tikus… Nggak keren kan.
Ayam juga banyak disini.
Dan disini gampang banjir. Penyerapan air yang rendah menyebabkan hujan nggak bisa berpulang dengan tenang pada tanah. Hujan jadi hantu gentayangan di darat. Air banjir disini deras dan berarus, faktor banyak dinding jadi airnya tertekan dan membal kesana kemari dan bruuuuushhh menjadi arus super dahsyat yang bisa memporak-porandakan keharmonisan rumah tangga sepasang sandal. PHO memang si arus..
Jadi bayangan kami mahasiswa STAN tinggal di semacam gedung DPR itu salah, ya. Karena kami masih sekolah dan masih unyu-unyu, kami masih tinggal di kampung kok, hehehe.
Tapi tenang saja, tidak semua kos-kosan disini adalah kelas 3 x 4 dan tidak semua daerah seperti Kalmong. Masih ada Pondok Jaya dan Jl Perkici dan Jl Puter yang bisa memenuhi ekspektasimu akan kosan ala hotel, hahaha. Jadi pengen investasi kos-kosan, tapi kemarin lalu ibu kos bilang ada tanah tersedia berukuran sebesar lumayan itu harganya 2 miliar.. Minjem duit Pak Setnov juga nih aku.
Dan di Kalmong paling ramai daripada daerah lain. Perkampungan yang penuh jajan. Cilung cilor pukis somay tukang roti keliling cilok sate padang tahu gejrot pisang ijo donat gorengan piscok risol mayo jus buah sup buah dan lain-lain enak-enak semua deeh! Perkampungan yang penuh anak kecil juga. Tapi anak kecil disini rajin-rajin kok hehe adem liatnya loh. Tukang remot tukang sol sepatu tukang ayam juga sering lewat.
Hmm lumayan aman juga, sih. Pernah dulu pulang shalawatan jam 2 malam itu sepi ga ada apa-apa. Yha justru sepi itu yang bikin bahaya ya hahaha tapi warung dekat pertigaan tuh buka sampai jam segitu. Kalau udah mendekati subuh, jam 3 an, warung sayur dekat gang masjid juga sudah beres-beres.
Errr lalu 600 kata ini cuma cerita Kalimongso? Hahahah.
Ini draft bulan lalu btw, saya sangat malas untuk menulis akhir-akhir ini sejak disini jadi hambar hidupku kayak kurang micin.
Daripada jadi draft terus, so ku publish dong!
Terimakasih,
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!
Leave a Reply