• Sandang, Pangan, Sepatu Gema - Shalvia Shahya Sahitya
    Fiction

    Sandang, Pangan, Sepatu Gema (Akhir)

    “Gema punya warung.. Gema sekarang jualan. Gema anak penjual..” kata anak-anak di depan rumahku, menyanyikan kata-kata yang sama berulang kali. “Bu, mereka ngomong kalau akuu anak penjual!” kata Gema mengadu, wajahnya merah. Istriku yang sedang menggoreng risol mengusap kepala bocah…

  • Sandang, Pangan, Sepatu Gema - Shalvia Shahya Sahitya
    Fiction

    Sandang, Pangan, Sepatu Gema (5)

    “Jadi sepatu Gema kapan belinya Pak?” tanya si kecil mungil itu sambil menjilati tangannya yang penuh dengan remahan snack cokelat. “Nanti ya, Nak. Bapak dan Ibu sedang cari uang dulu.” jawab istriku, mencoba membesarkan hatinya. “Ibu cari uang juga? Yang…

  • Sandang, Pangan, Sepatu Gema - Shalvia Shahya Sahitya
    Fiction

    Sandang, Papan, Sepatu Gema (4)

    Bis yang membawaku berhenti di depan rumahku. Rumah yang rencananya akan aku betulkan dengan uang hasil bonus, yang kuusahakan sejak awal mula bekerja, namun terpaksa harus menunggu lagi sedikit lebih lama. Cuaca hari ini mendung tipis-tipis, matahari tampak bersembunyi di…

  • Sandang, Pangan, Sepatu Gema 3 Shalvia Shahya Sahitya
    Fiction

    Sandang, Papan, Sepatu Gema (3)

    . “Pak, sepatuku mana?” tanya Gema dengan raut berbinar. Sepatu yang dia idam-idamkan sejak melewati toko bersama Ibunya pekan lalu, warnanya putih dengan tali merah, sol sepatunya cokelat. Kalau beli sepatu, dapat bonus jam tangan, katanya. Laki-laki itu melihatnya dengan…

  • Sandang, Pangan, Sepatu Gema (2) Shalvia Shahya Sahitya
    Fiction

    Sandang, Pangan, Sepatu Gema (2)

    . Asap kota bercampur deru kendaraan menjadi suara yang aku dengarkan tiap pagi tanpa absen, begitupun hari ini. Matahari pagi bersinar hangat, bis kota dan kendaraan pribadi simpang siur membawa pekerja kantoran, ibu-ibu ke pasar, juga anak-anak yang berangkat ke…

  • Sandang, Pangan, Sepatu Gema - Shalvia Shahya Sahitya
    Fiction

    Sandang, Pangan, Sepatu Gema

    “Pak.” “Ya.” “Anakmu minta sepatu.” Laki-laki itu menengadahkan wajahnya ke langit yang rapat dengan gulungan awan hitam. Barangkali siang ini dia bisa mencoba membantu merapikan rumput di rumah sebelah, membetulkan pipa rusak, membersihkan toilet—apa saja yang bisa dilakukannya. Dia berdiri,…

  • Fiction

    Pulang

    . “Pulang dulu, Bu Nyai, Pak Yai.” kataku sembari mencium tangan kedua pengganti orangtuaku selama di pesantren ini. Keduanya teduh dengan senyuman. Sudut mata Pak Yai dan Ibu yang mengerut, namun tidak memudarkan kecantikan serta kegagahan mereka berdua. Takdzimku kepada…

  • Fiction

    Komentar

    Terdengar suara tangisan dari ruang depan. Cepat-cepat aku menyisihkan cucianku lalu bergegas melihat bayiku yang tadinya pulas. Sekarang dia merengek, sepertinya kelaparan. Cuaca hari itu panas, matahari tepat berada di atas kepala. “Cup, cup.. Sayangku lapar ya?” kataku sembari menimang-nimangnya.…

  • Fiction

    Makan

    Harum masakan menguar dari dapur. Perpaduan aroma bawang merah dan bawang goreng yang ditumis dengan sedikit minyak dipadu dengan wangi sambal terasi pastilah menerbitkan liur bagi siapa yang menciumnya. Di sampingnya terdengar bunyi menggelegak dan wangi nasi sekilas, menandakan sumber…

  • Fiction

    Jam berdetak menunjukkan lepas tengah malam. Tangannya mengusap pipi yang merah. Pandangannya yang gelap telah kembali, nanar menatap tembok yang seputih wajahnya. Nyeri. Hal itu yang pertama terlintas ketika pipinya merasakan sakit yang teramat. Bagian dimana kulit bertemu kulit adalah…