[Book Review] Saga no Gabai Bachan by Yoshichi Shimada

Saga no Gabai Bachan (Nenek Hebat dari Saga)

Judul Buku: Nenek Hebat dari Saga Saga no Gabai Bachan

Penulis: Yoshichi Shimada

Penerbit: Kansha Books (Divisi dari Mahda Books)

Cetakan: Cetakan Pertama April 2011

Jumlah Halaman: 245 halaman

Summary

Akihiro yang kehilangan ayahnya setelah Hiroshima dibom, terpaksa berpisah dari Ibu untuk tinggal bersama neneknya di Saga. Meskipun keuarganya hidup prihatin, namun di Saga satu peringkat lebih miskin. Tetapi sang nenek selalu punya ratusan akal untuk meneruskan kehidupan dan membesarkan cucunya.

Dengan ide-ide cemerlang sang nenek, kehidupan selalu mereka jalani penuh tawa. Sulit memang, tapi menarik dan mengasyikkan. Namun waktu terus berjalan dan tibalah hari ketika Akihiro harus mengambil keputusan. Dia harus memilih nenek dan Saga yang dia cintai atau mengejar mimpi-mimpinya.

Review

Sudah lama buku ini berada di rak wishlist yang ingin dibaca. Melihat judulnya, aku langsung teringat buku-buku penulis Jepang yang sepertinya sejenis dengan ini, yaitu Botchan, Dua Belas Pasang Mata, dan Totto-chan. Buku dengan tema keluarga dan persahabatan, dikisahkan dari sudut pandang anak kecil.

Buku ini bercerita tentang penulis yang memiliki nama kecil Akihiro, yang terpaksa menghabiskan masa kecilnya bersama Neneknya di Saga, sebuah prefektur di Jepang yang terletak di Pulau Kyushu. Akihiro harus meninggalkan Ibunya dan keserba-adaan kota Hiroshima dan menjalani hidup di desa terpencil, jauh dari mana-mana.

Buku ini adalah sebuah kesederhanaan yang dikemas dengan manis. Tidak ada diksi yang rumit, semua diceritakan seperti apa-adanya, seperti memoar masa kecil, autobiografi si Nenek. Tokoh Nenek memiliki karakter yang kuat di buku ini (walaupun terkadang agak nyeleneh). Nenek memiliki semua prinsip-prinsip baik, keteguhan hati, kecerdasan pikiran, yang membuat banyak pembaca menjadi tergugah, termasuk saya.

Buku ini ringan, 300 halaman saja, dapat dibaca dengan sekali duduk sambil minum teh dan makan biskuit, sembari mengingat-ingat Nenek di rumah.

Saga no Gabai Bachan sudah difilmkan pada 2006 dengan judul yang sama dengan bukunya.

Personally, aku suka buku ini! Disamping aku memang hampir selalu suka buku bertema keluarga, buku ini menawarkan hal baru yang belum pernah aku baca sebelumnya, yaitu cara hidup dan bertahan dari orang di zaman Showa.

“Kalau begitu, aku punya ide bagus.”

“Apa?”

“Mulai besok, kau lari saja.”

“Lari?”

“Ya. Tidak perlu peralatan, dan tempat berlarinya juga gratis. Lari saja.”

Aku tertawa sewaktu membaca ini. Nenek pintar! Nenek selalu punya jalan keluar dari problem mereka yang terjadi karena masalah finansial. Kali ini, masalah ada karena si anak tidak mampu membeli perlengkapan olahraga. Tapi Nenek bukan Nenek Hebat kalau tidak punya solusi, hahaha. Nenek selalu menikmati hidup, meskipun dalam buku diceritakan kalau Nenek benar-benar miskin.

Namun karena dia setiap hari selalu bisa tertawa, tidak menyerah pada keadaan, maka Nenek merasa hidupnya baik-baik saja. Menurutku, meski miskin harta, tapi Nenek kaya hatinya..

Ada dua jalan buat orang miskin. Miskin muram dan miskin ceria. Kita ini miskin yang ceria

Itulah prinsip Nenek dari Saga. Baginya hidup harus dinikmati setiap harinya.

Tertarik juga membaca buku ini?

2 Comments

Leave a Reply