Book Review,  Books & Reading

[Book Review] Laut Bercerita – The Sea Speak His Name

Summary

Buku ini memiliki alur waktu yang melompat-lompat. 1991 ke 1998, lalu kembali ke 1991 lagi, dan seterusnya. Uniknya, buku ini memiliki dua bab. Bab pertama, berjudul Biru Laut, menceritakan kejadian dari sudut pandang Laut. Bab kedua, berjudul Asmara Jati, menceritakan kisah dari sudut pandang adik Laut, yaitu Asmara.

Buku ini mengawali prolognya dengan keadaan tokoh utama yang sudah hampir di ambang kematiannya. Lalu, alur mundur ke zaman ketika tokoh utamanya, Biru Laut Wibisono, masih menjadi mahasiswa. Diceritakan bagaimana awal mula Laut menjadi anggota Winatra, sebuah perkumpulan aktivis mahasiswa, dan bagaimana dia berkenalan dengan teman-temannya: Sunu, Alex, Daniel, Kinan, Bram, Tama, juga kekasihnya, Anjani. Diceritakan juga kegiatan-kegiatan perlawanan yang mereka lakukan (yang tidak semuanya mulus). Bab berakhir ketika Laut ditangkap dan diculik.

Berbeda dari bab pertama, bab kedua sudah memasuki tahun 2000-an. Dimana Asmara, menceritakan hari-hari berlangsung selepas ketiadaan Laut yang tidak kunjung pulang ke rumah. Bagaimana orangtuanya menolak menerima bahwa Laut sudah hilang, bagaimana mereka terus menganggapnya ada dengan terus menyediakan kursi untuk Laut setiap makan bersama, Ibu yang selalu membersihkan kamar Laut, ‘Kalau Laut pulang’.

Bagaimana orang-orang terdekat dari Laut dan teman-teman Laut yang hilang mengalami trauma yang amat berat. Kisah berakhir di tahun 2007, ketika semua orang sudah bisa mengikhlaskan kepergian orang tercinta mereka masing-masing.

Review

Why I read this book?

Buku ini direkomendasikan oleh temanku Dio, terima kasih Dio! Sebetulnya aku sudah sering melihat buku ini, aku sudah mengetahuinya sejak awal terbit di tahun-tahun awalku berkuliah. Namun karena buku ini dulu hype sekali, aku agak malas membacanya hahaha. Kalau sebuah buku terlalu digaung-gaungkan orang, aku malah malas membacanya. Kupikir, nanti-nanti saja deh. Dan nanti-nanti itu ternyata baru terlaksana 4 tahun kemudian, lewat perantara temanku tadi itu! Makasih ya Dio hahahah.

What did I think about this book?

SEDIH BANGEEEEEET YA ALLAH T___T Aku selalu suka buku dengan tema keluarga, tapi buku ini menghadirkan lebih dari itu. Selain kisah keluarga yang manis dan hangat, buku ini juga menuliskan rasa anyir darah dan sakitnya dipukul dengan cermat. Kak Leila memiliki diksi-diksi yang amat beragam, sehingga pemaknaan terhadap suatu perasaan bisa disampaikan dengan cara yang tidak monoton.

Aku punya ekspektasi awal buat buku ini, yaitu bagus dan bikin nangis. Karena sudah banyak sekali orang yang bilang kalau baca buku ini bakal menangis, bahkan Dio pun. Tapi membaca setengah buku, aku mulai bertanya-tanya, mana nih bagian yang bikin nangis?

Sedih, iya. Jerih, jelas. Tapi ga sampai nangis.

Eh taunya, waktu aku baca 50 halaman terakhir, bisa-bisanya nangis sesegukan.. Betul-betul yang baca 10 halaman, nangis. Baca 10 halaman lagi, nangis lagi. Aku bahkan menandai halaman berapa yang berhasil membuatku nangis sesegukan, sampai sesak sekali rasanya. Opini pribadi, menurutku karena aku telah merasakan bagaimana ditinggal anggota keluarga, jadi aku menambahkan emosi pribadi yang kurasakan, jadinya sedih sekali.

Baca juga: [Book Review] Keajaiban Toko Kelontong Namiya

Kemarin aku menyelesaikan Laut Bercerita di kos Ivo, salah seorang temanku. Aku tidak tidur sampai pukul tiga pagi, sembari menangis, hingga membangunkan Ivo hahaha maafkan aku ya Vo! Dia kuatir sekali, ‘Kamu kenapaaaa nangeees?’ Terus aku jawab, ‘Hiks hiks, ini baca Laut Bercerita’. Oalaah, katanya, sambil menguap, membalikkan punggung, pergi tidur lagi. Besok paginya, mataku bengkak. Untung itu hari Minggu hahaha. Kak Leila ini betul-betul melakukan risetnya dengan cermat, ya. Semua yang digambarkan, sampai ke perasaannya, semua betul-betul pas.

Lalu, tidak ada bagian yang terasa dibumbui atau dibayangkan, semua sesuai porsinya.

Ini adalah buku Leila Chudori yang pertama kubaca, dan aku dengar bukunya yang sebelumnya yang berjudul ‘Pulang’ juga menceritakan hal serupa ini. Per hari ini, buku Laut Bercerita cetak ulang ke-19. Kak Leila sedang menuliskan buku barunya yang berjudul ‘Namaku Alam’, dan aku sangat excited menunggu terbitnya novel itu!

Buatku ini 4.8 / 5!! Jarang-jarang aku memberi rating setinggi ini pada sebuah buku, dan menurutku buku ini really deserve it!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *