[Book Review] Convenience Store Woman by Sayaka Murata
Judul: Convenience Store Woman (Gadis Minimarket)
Penulis: Sayaka Murata
Halaman: 164 Halaman
Published: 2016
Blurb
Dunia normal adalah dunia yang tegas dan diam-diam selalu mengeliminasi objek yang dianggap asing. Mereka yang tak layak akan dibuang. (hal. 82)
“Dunia menuntut Keiko untuk enjadi normal, walau ia tidak tahu “normal” itu seperti apa. Namun di minimarket, Keiko dilahirkan dengan identitas baru sebagai “pegawai minimarket”. Kini Keiko terancam dari dunia minimarket yang dicintainya selama ini…”
The Summary
Keiko, wanita berumur 36 tahun yang bekerja paruh-waktu di sebuah minimarket, menemukan dirinya memiliki pola pandang yang berbeda dari orang-orang di sekitarnya sejak kecil, yang sering membuat orang menganggapnya ‘tidak normal’. Keiko menyukai pekerjaannya di minimarket, karena minimarket memiliki tata cara bekerja yang harus dipatuhi, menjadikannya serupa dengan orang lain, dan dapat membaur dengan orang-orang ‘normal’.
“This is the only way I can be a normal person,” Keiko realizes.
Ketika bekerja, Keiko bertemu Shiraha, laki-laki yang juga memiliki sudut pandang yang berbeda dari orang lain. Merasa memiliki kesamaan, dan karena selalu ditolak oleh masyarakat, mereka memutuskan untuk pura-pura menjadi pasangan dan hidup bersama, semata untuk menghindari omongan tetangga.
Tapi Shiraha mulai mengubah Keiko dengan menyuruhnya berhenti bekerja di minimarket dan menyuruhnya melamar pekerjaan biasa. Meski Keiko sebetulnya tidak setuju, dia menyanggupi. Ketika akan interview pekerjaan baru, Keiko mampir di sebuah minimarket. Tangan dan tubuhnya bergerak secara otomatis seolah masih bekerja di minimarket lalu menata dan merapikan barang. Setelah itu Keiko sadar bahwa dia ditakdirkan untuk menjadi seorang konbini atau pegawai.
The Review
Why I read this book?
Aku baca ini soalnya buku ini terkenal! Merupakan karya ke-10 dari Sayaka Murata sekaligus karya pertamanya yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris. Di tahun 2016, novel ini memenangkan Akutagawa Prize (penghargaan untuk literasi di Jepang), dan telah terjual lebih dari 600 ribu kopi di Jepang.
What did I think about this book?
Keiko itu tokoh yang menarik banget!
Di awal, aku menemukan Keiko adalah seseorang yang sangat lain dari orang kebanyakan–untuk tidak menyebut aneh. Membaca sepuluh halaman pertama saja aku sudah berteriak dalam pikiranku, “Dia aneh banget!” karena perilaku dan sudut pandangnya memang tidak sama dengan kebanyakan orang. Meski begitu, Keiko tidak bisa menangkap bahwa tindakannya itu salah. Dia selalu punya alasan atas perbuatannya (yang kalau dipikir-pikir, ya ga salah sih..) tapi itu menyalahi moral kebanyakan orang.
Ketika tumbuh dewasa, Keiko memilih untuk diam dan tidak melakukan apapun, daripada tindakan yang dia lakukan salah kan, dia memilih untuk diam saja. Dengan diam dan mengamati, dengan bekerja di minimarket dengan segala aturan untuk pekerjanya, Keiko belajar untuk mempelajari tingkah laku orang-orang yang dianggap ‘normal’ dan Keiko berusaha menyesuaikan diri agar bisa fit in dengan masyarakat.
What did I think? I enjoyed reading this book!
Buku tipis ini aku habiskan dalam sekali duduk. Because despite of Keiko’s different way of thinking, this books portrayed a very factual real life. Menyajikan fenomena kalau kita harus selalu menyesuaikan diri untuk bisa dapat pengakuan dari masyarakat–bahasa kerennya fit in to society. Masyarakat yang digambarkan suka mencampuri urusan orang lain, padahal Keiko nyaman-nyaman saja dengan hidupnya.
Novel ini juga menggambarkan masalah sosial di Jepang (dan Indonesia juga sebenarnya, hahaha) untuk perempuan dimana hanya berfokus pada status pekerjaan, menemukan pasangan, dan mendapat momongan. Perempuan dewasa harus menemukan pekerjaan tetap yang baik, setelah itu menikah, lalu punya anak. Sounds similar..
Keiko memahami apa yang nyaman untuk hidupnya dan konsisten untuk menjalankan itu. Tetapi, walaupun dia tidak pernah menyakiti atau merugikan orang lain, masyarakat selalu berusaha mengubahnya dengan menjadikan Keiko seseorang yang ‘sama’ dengan kebanyakan orang lain.
Buku ini bercerita tentang menerima diri sendiri, dan berdamai dengan keadaan. Serta merupakan contoh dari sebuah sikap bodo amat terhadap tuntutan masyarakat, karena Keiko enjoyed her life as a convenience store employee very well!
4/5 ★★★★☆
Thanks mbak for sharing The positif vibes.
Semoga ada manfaatnya yaa 😀
jadi kalau ada burung mati di taman, kamu mau bawa pulang dan nge-goreng burungnya juga kah, Shal?
Wkwkwk nggak, kan aku bukan Keiko. 😀