Alexithymia dalam novel Almond – Sohn Won Pyung [Book Review]
Buku ini tentang apa?
Novel ini menceritakan seorang anak laki-laki yang tidak memiliki sebuah kondisi bernama Alexythimia. Yoon Jae, yang tinggal bersama Ibu dan Neneknya di sebuah toko buku, tidak bisa mengenali sebuah emosi. Dia tidak memahami mengapa orang memiliki begitu banyak perasaan, karena hidupnya selalu berjalan dengan datar.
Anak laki-laki itu tidak pernah merasa bahagia, juga tidak menangis. Dalam anggapannya, dunia berjalan sebagaimana adanya yang terlihat, padahal manusia memiliki begitu banyak emosi yang terpendam, kan?
So, I dont know why people laugh or cry. Joy, sorrow, love, fear–all these things are just vague ideas for me. The words “emotion” and “empathy” are just meaningless letters in print.
Yoon Jae dalam “Almond”
Cobaan pertama dalam hidup Yoonjae terjadi ketika Neneknya meninggal, dan Ibunya koma. Dia harus bisa menghidupi dirinya sendiri, serta menjalankan usaha toko buku yang tidak pernah ramai.
Sampai suatu ketika, Yoon Jae yang tidak pernah memiliki teman, kedatangan murid baru di sekolah yang bernama Gon. Gon adalah pembuat onar, kemana dia pergi disitu ada keributan. Karena sama-sama tidak bisa dipahami, Gon dan Yoonjae menjadi akrab. Dan mereka mulai sering menghabiskan waktu bersama.
Gon yang memang tukang ribut berteman dengan beberapa ‘preman’ di kota tersebut, hingga dia terlibat konflik. Novel diakhiri dengan bagaimana Yoonjae dan Gon menemukan cara untuk keluar dari konflik tersebut.
Entah kenapa tahun ini aku sudah dua kali membaca novel dengan tokoh yang memiliki penyakit serupa, sebelumnya pada novel Convenience Woman Store. Di novel ini, aku juga disuguhi bagaimana cara memandang dunia dari orang yang memiliki keadaan tersebut.
Yoonjae juga diajari tentang ekspresi manusia, kalau bibir melengkung ke atas, artinya senyum. Dan paduan-paduan berekspresi yang lain, mengingatkanku pada Gangtae yang mengajarkan Sangtae tentang emosi di drama Korea It’s Okay Not to Be Okay hihi.
Hal yang aku suka dari novel ini
Utamanya adalah penggambaran karakternya yang baik dan kuat! Meski keadaan tanpa emosi itu bukan hal yang baru, tapi penulis dapat mengemasnya dengan baik dan detail. Mungkin karena penulisnya wanita, jadi mudah untuk mengekspresikan emosi, ya.
Novel ini juga menawarkan konflik keluarga yang terasa sangat nyata. Ada keluarga yang hangat, sebaliknya ada juga yang sama sekali tidak bahagia. Pertemanan antara Yoonjae dengan Gon juga sangat menyentuh, mengharukan sekali mendapati orang-orang yang tidak dipahami memiliki seseorang yang mengerti diri mereka.
Overall, seperti novel terjemahan Korea yang lain, aku tidak bisa tidak menangis kalau membacanya hahaha. I enjoy this book! 😀 Semoga lain kali bisa membaca karya Sohn Won-pyung yang lain!
Baca juga: MALICE – Kisah Pembunuhan Penulis [Book Review]
Leave a Reply